Walikota Makassar Sharing Transformasi Kepimpinan Era 5.0 dengan Ribuan Mahasiswa UIN

GOWA - Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menghadiri dan menjadi narasumber dalam Seminar Kepemimpinan Nasional dengan tema, Transformasi Kepemimpinan dalam Menopang Pembangunan Berkelanjutan di Era 5.0 di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM).

Baca juga: HMJ-EI dan FEBI Universitas Islam Negeri Makassar Gelar Pekan Ilmiah dan Olahraga Antar Mahasiswa se Sulselbar

Seminar dihadiri ribuan mahasiswa dan mahasiswi UINAM dari berbagai fakultas dan jurusan yang diadakan oleh Dewan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.

Danny Pomanto sapaan akrab Ramdhan Pomanto mengatakan semua orang memiliki potensi menjadi seorang pemimpin. Paling tidak jadi pemimpin untuk dirinya sendiri.

Baca juga: Optimalisasi Program Magang Bersertifikat dalam Kampus Merdeka: Strategi, Manfaat, dan Implementasi

“Sesungguhnya diri kita ialah pemimpin atas diri sendiri. Dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban. Makanya memimpin harus dimulai dari diri sendiri dulu. Jangan jadi orang malas yang tidak bisa memimpin dirinya, ” kata Danny Pomanto di hadapan ribuan mahasiswa, Senin, (23/10/2023).

“Pemimpin itu kuncinya pertanggungjawaban. Jadi, intinya, pemimpin adalah yang bisa bertanggung jawab dan inti dari tanggung jawab ada pada kata jawab, ” tuturnya.

Baca juga: Dirbin Diploma STTAL Sebagai Irup Upacara Bendera

Untuk bisa menjawab, seorang pemimpin harus mempunyai pertanyaan. Sehingga kemampuan pertama yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah mendengar.

Selain itu, para mahasiswa atau pemuda harus memiliki kemampuan adaptif leadership atau kepemimpinan yang adaptif untuk menggapai masa depan. Apalagi di tengah transformasi teknologi yang ada.

Baca juga: LPKA Kutoarjo Ikuti Sosialisasi Stakeholder Magang Terstruktur MBKM dari Fakultas Psikologi Undip

“Dahulu yang kuat yang menang tetapi sekarang mereka yang mampu beradaptasi dengan cepat ialah pemimpin masa depan. Makanya adaptif leadership sangat dibutuhkan, ” ucapnya.

Selanjutnya ialah kemampuan daya tahan atau resiliensi menghadapi kesulitan, mampu memberikan solusi sehingga merekalah orang yang unggul.

Baca juga: Mahasiswa Halmahera Barat Raih Kesempatan Studi Lanjut Berkat Beasiswa PT. Dewa Agricoco Indonesia

Dia juga menekankan bahwa kondisi dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Dunia menghadapi empat bencana global yakni bencana populasi, perubahan iklim, pandemi dan perang Rusia-Ukraina.

Bencana populasi dapat pula menyebabkan terjadinya krisis pangan. Olehnya dirinya membuat program Gerakan Terus Menanam terutama di Lorong Wisata sehingga masyarakat punya daya tahan terhadap pangan.

“Itulah mengapa saya mengajak untuk menanam pangan di lorong agar Makassar bisa survive di masa depan. Tetapi semoga bencana pangan ini semoga tidak terjadi, ” ungkapnya.

Pun para mahasiswa harus punya visi jauh ke depan, menembus ruang dan waktu.

Baca juga: Melalui Sarasehan Kebangsaan, STTAL dan ITS Bersinergi Wujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Ia memisalkan, seperti program prioritas Pemkot Makassar yang awalnya Lorong Garden terus dikembangkan hingga kini menjadi Lorong Wisata (Longwis).

Termasuk program Makassar Metaverse dengan kendaraan listriknya, Co’mo juga merupakan pemikiran visioner.(***)